By ZUKRA_SMPN3PPU | At 19.03 | Label : | 0 Comments
MEMAKNAI TUJUAN PUASA
RAMADHAN
Dalil ibadah puasa Ramadhan :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ
عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ
تَتَّقُونَ
[2:183] Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas
kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu
bertakwa,
أَيَّاماً مَّعْدُودَاتٍ فَمَن كَانَ
مِنكُم مَّرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى
الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْراً
فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ وَأَن تَصُومُواْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
[2:184] (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka
barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu
pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya
(jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang
miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka
itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik
bagimu jika kamu mengetahui.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ
الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ فَمَن
شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَن كَانَ مَرِيضاً أَوْ عَلَى سَفَرٍ
فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ
بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُواْ الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُواْ اللّهَ عَلَى مَا
هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
[2:185] (Beberapa hari yang ditentukan
itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al
Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu,
barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu,
maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam
perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari
yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي
قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُواْ لِي
وَلْيُؤْمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
[2:186] Dan apabila
hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku
adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo'a apabila ia memohon
kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan
hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.
Tujuan Allah
menciptakan manusia dan jin adalah beribadah. Tujuan ibadah adalah menjadi
orang yang bertaqwa sebagaimana perintah puasa (QS.2: 183) adalah agar
orang-orang yang beriman bertakwa.
Makna taqwa sangat
beragam. ‘Afif Abd al-Fattah Thabarah dalam Ruh ad-Din al-Islam, “ayyataqiil insaanu maayaghdhabu rabbuhu
wamaa fiihi dharuranlinafsihi idhraarunlighairihi” Taqwa yaitu seseorang memelihara dirinya dari
segala sesuatu yang mengundang kemarahan Tuhannya dan dari segala sesuatu yang
mendatangkan mudharat, bagi dirinya maupun orang lain.
Kaum mukmin
sering mendengar dipembukaan khatib pada khutbah shalat Jumat ajakan bertaqwa
aspek rukun yang wajib dilakukan khatib. Makna taqwa disederhanakan dengan
mengerjakan segala yang diperintahkan Allah dan meninggalkan segala yangh
dilarang Allah Swt. Sesungguhnya taqwa kesadaran diri untuk meningkatkan
kebaikan melalui proses yang terus menerus selalu upto date. Taqwa is never
ending process. Dalam istilah psikologi disebut dengan
consciousnes. Jadi ibadah dan taqwa akan terus berproses pada diri
setiap orang tanpa ada akhir. Akhir dari taqwa adalah maut.
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ
وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
[3:102] Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam keadaan beragama Islam.
Nilai taqwa ini melekat dengan diri kemanapun dan
dimanapun “Ittaqiillaha haitsumaa kunta”
sehingga dirinya menjadi orang yang
dimuliakan Allah SWT.
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ
أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.
“inna aulannaas biyalmutaquuna min kaanuu wa
haitsu kaanuu, sesungguhnya seutama manusia denganku adalah orang-orang
yang bertaqwa siapapun dan bagaimanapun.
Sikap dan sikap orang yang
bertawa adalah seorang pemenang. Bukan pejundang. Hati dan pikirannya positif (‘aqlu
salim dan qalbu salim) dan menjadi tauladan keumatan bagi masyarakat.
Hikmah bertaqwa untuk diri maupun untuk bangsa sebagai berikut :
1.
Orang yang bertaqwa mempunyai sikap furqan. Furqan
adalah sikap rasional dan kesadaran membedakan mana yang benar (haq) dan mana
yang salah (bathil). Bisa menyaring mana yang baik dan yang buruk.
يا أيها الذين آمنوا إن تتقوا الله يجعل لكم فرقانا ويكفر عنكم سيئاتكم ويغفر لكم والله ذو الفضل العظيم
Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertakwa kepada Allah, niscaya
Dia akan memberikan kepadamu furqaan dan menghapuskan segala
kesalahan-kesalahanmu dan mengampuni (dosa-dosa) mu. Dan Allah mempunyai
karunia yang besar.
2.
Masyarakat bertaqwa mendapat limpahan
kemakmuran.
Bangsa yang bertaqwa adalah bangsa yang berperadaban, disitu nilai-nilai
kemanusiaan dijunjung tinggi (humanis), toleransi dan seluruh aspek kehidupan
dengan niliai-nilai hidup tertata rapi.
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَى آمَنُواْ
وَاتَّقَواْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالأَرْضِ
وَلَـكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
[7:96] Jikalau sekiranya penduduk
negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada
mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami)
itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
3.
Orang yang bertaqwa mudah keluar dari kesulitan,
reziki datang yang tidak terduga, kemudahan dalam urusan dan dosa-dosa
terdelete secara aktif.
وَمَن يَتَّقِ اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ
مَخْرَجاً
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan
baginya jalan keluar.
وَيَرْزُقْهُ
مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ
Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya
وَمَن يَتَّقِ
اللَّهَ يَجْعَل لَّهُ مِنْ أَمْرِهِ يُسْراً
Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan
baginya kemudahan dalam urusannya
وَمَن يَتَّقِ
اللَّهَ يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُعْظِمْ لَهُ أَجْراً
dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan
menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.
Nah, puasa Ramdhan mempunyai
visi dan misi yang demikian, mudah-mudahan kita dapat melaksanakan puasa
dibulan Ramadhan tahun ini, tawqa menyatu dalam diri kita. Amin. (sukra, Sabtu,
29 Juni 2014/2 Ramdhan 1435 H)