By ZUKRA_SMPN3PPU | At 18.50 | Label : | 0 Comments
IMAN
Setiap orang islam menghendaki tingkat kehidupan yang tinggi
dalam al-quran disebutnya dengan shidiqun,artinya orang yang memperoleh
kebenaran hakiki.
Derajat ini dilukiskan dalam al-Quran surat al-Hujurat ayat
15:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ
آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
[49:15] Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu
dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar.
Ada tiga kategori orang yang mencapai shidiqun, yaitu:
1.
Iman
2. Yakin, dan
2. Yakin, dan
3.
Jihad
Pertama, Iman, orang=orang yang beriman
kepada Allah dan rasul-Nya. Iman kepada Allah adalah meyakini dengan sepenuh
hati bahwa Allah ada dengan segala sifat dan kekuasaan-Nya.
Iman itu harus mengandung 3 aspek : (1)
diikrarkan dengan lisan, (2) dipatrikan dalam hati, (3) dilaksanakan dengan
anggota badan.
Menyatunya
tiga aspek inilah iman, jika hanya salah satunya saja yang terwujud oleh kita
maka belum disebut beriman kepada Allah.
Iman
adalah landasan tempat berpijak laksana tali tempat bergantung dalam kehidupan
ini. Abul A’la al-Maududi mengibaratkan iman itu laksana urat dalam kehidupan
tumbuh-tumbuhan. Dia mengatakan : “Hubungan antara Islam dengan iman adalah
laksana hubungan pohon dengan uratnya.
Sebagaimana pohon tidak dapat tumbuh tanpa uratnya, demikian pula mustahil
seorang bisa menjadi muslim tanpa mempunyai iman (Towards understanding Islam :
hal.24)
Iman
itu adalah satu kesatuan energi yang
perlu dalam kehidupan. William James menyatakan bahwa kepercayaan adalah satu
tenaga yang menghiupkan manusia dan ketiadaan kepercayaan berarti kehancuran
(faith is one of the forces by which men live and the total absence of it means
collapse). Mahatma Gandhi berkata, “
kalau tidaklah karena kepercayaan, sudah lama saya hancur” (without prayer, I should have beeen a
lunatic long ago). Iman membentuk watak manusia menjadi kuat dan positif.
Berdasar
ayat-ayat al-Quran dapat disimpulkan bahwa pengaruh iman dalam kehidupan adalah
1.
Melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda
Kekuatan hanya milik Allah, kalau Allah
hendak menimpakan kehancuran, tidak ada kekuatan lain yang menghalanginya.
Firman Allah dalam Yunus ayat 107:
وَإِن يَمْسَسْكَ اللّهُ بِضُرٍّ فَلاَ
كَاشِفَ لَهُ إِلاَّ هُوَ وَإِن يُرِدْكَ بِخَيْرٍ فَلاَ رَآدَّ لِفَضْلِهِ
يُصَيبُ بِهِ مَن يَشَاءُ مِنْ عِبَادِهِ وَهُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
[10:107] Jika
Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat
menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu,
maka tak ada yang dapat menolak kurniaNya. Dia memberikan kebaikan itu kepada
siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dia-lah Yang Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
2.
Berani menghadapi mati
Banyak orang yang mundur, lari atau menghianati dari
perjuangan pada hakekatnya adalah karena takut menantang bahaya, yang bersumber
ketakuatan menghadapi mati. Firman Alah an-Nisa : 78
أَيْنَمَا تَكُونُواْ يُدْرِككُّمُ
الْمَوْتُ وَلَوْ كُنتُمْ فِي بُرُوجٍ مُّشَيَّدَةٍ وَإِن تُصِبْهُمْ حَسَنَةٌ
يَقُولُواْ هَـذِهِ مِنْ عِندِ اللّهِ وَإِن تُصِبْهُمْ سَيِّئَةٌ يَقُولُواْ
هَـذِهِ مِنْ عِندِكَ قُلْ كُلًّ مِّنْ عِندِ اللّهِ فَمَا لِهَـؤُلاء الْقَوْمِ
لاَ يَكَادُونَ يَفْقَهُونَ حَدِيثاً
[4:78] Di mana
saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam
benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka
mengatakan : "Ini adalah dari sisi Allah", dan kalau mereka ditimpa
sesuatu bencana mereka mengatakan : "Ini (datangnya) dari sisi kamu
(Muhammad)". Katakanlah
: "Semuanya (datang) dari sisi Allah". Maka mengapa orang-orang itu
(orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikitpun ?
3.
Menteramkan
jiwa
Orang
yang kurang kuat imannya mudah gelisah, sedikit saja ditimpa kesusahan sudah
menjerit-jerit, sebaliknya orang yan kuat imannya tenang dan tentram dalam
berbagai suasana, firman Allah QS. Ar-Ra’ad ayat 28 : orang-orang yang beriman hati
mereka menjadi tenteram karena selalu mengingat Allah. Ketahuilah, bahwa dengan
ingat kepada Allah itu hati menjadi tenteram.
Demikian iman yang benar akan merubah hidup kita
menjadi benar, berkata benar, berfikir, benar dan berbuat benar.
kedua,YAKIN
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ
آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
[49:15] Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu
dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar.
Sifat kedua ialah
yakin
Yang dimaksud dengan yakin itu ialah tidak ragu-ragu, tidak
bimbang, mempunyai pendirian yang kuat, istiqamah.
مَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ
[102:4] dan
janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui.
كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ
الْيَقِينِ
[102:5] Janganlah
begitu, jika kamu mengetahui dengan pengetahuan yang yakin,
لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ
[102:6] niscaya
kamu benar-benar akan melihat neraka Jahiim,
ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ
[102:7] dan sesungguhnya kamu benar-benar akan
melihatnya dengan 'ainul yaqin.
Keyakinan tumbuh melalui proses:
1.
Ainul yakin, dilihat sesuatu yang dipercayai
dengan mata terutama matahati (bashirah), selain dilihat dengan indera,
tanda-tanda dan bukti-bukti kekuasaan dan
kebesarn ilahi dalam alam semesta ini
2.
Ilmu yakin, kepercayaan yang dapat diukur di
atas landasan ilmu dengan rasio, fakta-fakta, data-data, dan lain-lain,
sehingga keyakinan itu semakin kuat.
3.
Haqul yakin, kepercayaan pada tingkat ini sampai
pada haqul yaqin, yang tidak lagi daat digoyahkan.
Contoh haqul yakin diantaraya keyakinan Abu Bakar Shidiq
ketika Rasulullah menyampaikan bahwa beliau telah melakukan perjalanan malam
dari Mekah ke Baitul Maqdis, kemudian sampai ke Sidratul Muntaha (isra dan
mikraj) dengan menerangkan penglihatan- penglihatan dan pengalaman beliau bertemu
dengan Allah. Banyak orang yang mendengar peristiwa tersebut bahkan tokoh-tokoh
Qurisy sama sekali tidak percaya, hingga
mencemooh Rasulullah. Sementara orang yang beriman ada juga yang ragu-ragu dan
bimbang. Saat krusial inilah Abu Bakar Shidiq tampil kedepan menyatakan
kayikanannya yang bulat terhadap peristiwa itu.
Ketiga, JIHAD
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ
آمَنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ ثُمَّ لَمْ يَرْتَابُوا وَجَاهَدُوا
بِأَمْوَالِهِمْ وَأَنفُسِهِمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أُوْلَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ
[49:15] Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu
dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah.
Mereka itulah orang-orang yang benar.
Sifat yang ketiga adalah Jihad
Arti jihad menurut ilmu bahasa adalah bersungguh-sungguh.
Adapun pengertiannya, jihad adalah bersungguh-sungguh menjalankan perintah
Allah.
Banyak orang yang menyangka bahwa yang dimaksud dengan jihad
itu hanya berperang saja (qital). Al-Quran hanya ada dibeberapa ayat yang
dijumpai kata-kata jihad itu dengan makna perang. Itulah yang dipakai oleh
al-Quran mengenai perang itu dengan kata-kata qital.
Jihad fisabilillah itu mempunyai pengertian yang luas.
Mahmud Syaltut mengatakan adapun jihad fisabilillah itu adalah satu kalimat
yang umum. Didalamnya terkandung pengertian jihad terhadap diri sendiri dan
hawa nafsu, jihad membrantas ateisme, jihad menghancurkan kemaksiatan, jihad
memberantas kemiskinan, kebodohan dan penyakit baik penyakit jasmani maupun
penyakit rahani, jihad membasmi perpecahan dan perselisihan, dan lain-lain.
(Min Taujihatil Islam: 274).
Dengan demikian mendirikan sekolah-sekolah Islam yang maju,
masjid-masjid yang modern dan representatif, rumah sakit, panti asuhan
yatim, dakwah islam,memberantas kemaksiatan,
menegakan keadilan dan lain-lain, semua itu termasuk dalam bingkai jihad
fisabilillah.
Dalam ayat tersebut jihad dengan harta dan diri termasuk sifat tribakti muslim , as-shidiqun.